Uji Efektivitas Daun Kari (Murayya koenigii) sebagai Antijamur terhadap Jamur Microsporum canis secara In Vitro
Abstract
Microsporum canis merupakan jamur zoofilik yang berperan penting dalam pathogenesis dermatofitosis yang mengenai hampir 20-25% dari seluruh populasi di dunia. Antijamur berperan dalam pengobatan dermatofitosis dengan target M. canis. Adanya kejadian resistensi dan penurunan persentase kepekaan antijamur terhadap M. canis menunjukkan perlu adanya suatu pengobatan alternatif melalui pemanfaatan bahan alami. Daun kari diketahui memiliki sifat antijamur dalam kandungan senyawa fitokimianya seperti alkaloid karbazol, kaumarin, flavonoid, tanin, polifenol, dan terpenoid. Tujuan: untuk melihat apakah ekstrak daun kari (Murayya koenigii) dapat menghambat pertumbuhan jamur Microsporum canis. Metode: posttest only control group design. Uji efektivitas ekstrak daun kari dilakukan dengan metode difusi cakram dengan konsentrasi 15%, 25%, dan 50%, griseofulvin sebagai kontrol positif, dan kontrol negatif Dimethyl Sulfoxida (DMSO) dengan lima kali pengulangan terhadap setiap perlakuan. Zona hambat yang terbentuk diukur diameter zona hambat dengan menggunakan jangka sorong. Data dianalisis dengan uji beda menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Post hoc Mann-Whitney. Hasil: zona hambat daun kari konsentrasi 15%, 25% dan 50% terhadap pertumbuhan M. canis, masing-masing sebesar 15,1 mm, 16,2 mm dan 17,6 mm. Pembahasan: zona hambat pada konsentrasi 15% termasuk kategori sedang, sedangkan pada konsentrasi 25% dan 50% termasuk kategori kuat. Zona hambat dapat terbentuk karena adanya zat metabolit sekunder yang bersifat antijamur di dalam ekstrak daun kari. Kesimpulan: ekstrak daun kari dengan konsentrasi 15%, 25%, dan 50% memiliki efek antijamur terhadap Microsporum canis serta terdapat perbedaan efektivitas pada tiap konsentrasi.