Manajemen Pesantren Dan Peningkatan Kualitas Luaran
Abstract
Pesantren dapat diartikan sebagai penerusan sistem pendidikan pra Islam di negeri ini yang oleh sementara kalangan diidentifikasi sebagai sistem mandala. Pesantren pada mulanya merupakan proses Islamisasi. Seperti yang dikonstruksikan oleh Van Leur atas Hinduisasi kerajaan-kerajaan di kawasan nusantara pada abad ke-4 dan ke-5 M. rekonstruksi ini jelas berlawanan dengan teori Islamisasi dari bawah melalui perniagaan, seperti yang masih tergian di telinga kita, dan masih cukup banyak dianut dikalangan sejarahwan tentang Islam di Indonesia. Pesantren adalah merupakan satu-satunya lembaga pendidikan formal di Indonesia, sebelum pemerintahan kolonial belanda, memperkenalkan sistem pendidikan Baratnya. Pendidikan Islam itu bahkan menjadi tolak ukur, bagaimana Islam dengan umatnya telah memainkan peranannya dalam berbagai aspek sosial, politik maupun budaya. Oleh karena itu dalam rangka melacak pendidikan Islam di Indonesia dengan periodesasinya baik bagi pemikiran, isi maupun pertumbuhan organisasi dan kelembagaannya, tidak mungkin dilepaskan dari fase-fase yang dilaluinya. Fase tersebut secara periodesasi dapat dibagi menjadi tujuh periode yaitu; periode masuknya Islam ke Indonesia, periode pengembangan dengan melalui proses adaptasi, periode kekuasaan kerajaan-kerajan Islam (proses politik), periode penjajahan Belanda, perode penjajahan Jepang, periode Kemerdekaan I (orde lama), periode kemerdekaan II (orde baru) dan orde reformasi.