Pengaruh Media Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Diare Pada Anak Pasca Banjir Di Desa Keutapang Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara

  • Zahra Meutia Program Studi Kedokteran, Universitas Malikussaleh, Indonesia
  • Noviana Zara Program Studi Kedokteran, Universitas Malikussaleh, Indonesia
  • Baluqia Iskandar Putri Program Studi Kedokteran, Universitas Malikussaleh, Indonesia
Keywords: Anak, banjir, Bencana, diare, infeksi

Abstract

Diare adalah suatu kondisi sindrom diare akut, yang dapat disertai atau tidak disertai muntah, dan diduga disebabkan oleh kolonisasi patogen pada saluran pencernaan. Diare didefinisikan sebagai keluarnya tinja encer lebih dari 3 kali sehari, dengan atau tanpa darah dan lendir. Pada bayi, diare ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali sehari, dengan konsistensi tinja yang encer, mungkin berwarna hijau, dan dapat mengandung lendir atau darah. Penyebab diare dapat bervariasi, termasuk infeksi, malabsorpsi, dan faktor makanan, yang seringkali terkait dengan perilaku manusia. Pada tahun 2022, terdapat 1.949 kasus diare pada balita di Lhosukon dan 3.653 kasus pada anak-anak di atas 5 tahun, yang dikaitkan dengan kejadian banjir di wilayah tersebut pada tahun yang sama. Banjir dapat menyebabkan dampak pasca bencana, termasuk meningkatnya prevalensi penyakit seperti diare. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan tujuh penyakit yang sering muncul akibat banjir, termasuk diare, leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, penyakit saluran pencernaan, tifoid, dan penyakit menular seperti demam berdarah atau malaria. Diare merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi setelah bencana banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbedaan pengetahuan ibu tentang penanganan diare sebelum dan setelah adanya promosi kesehatan di Desa Keutapang. Penelitian ini bersifat quasi-eksperimental dengan desain one group pretest-posttest, melibatkan 81 responden yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum promosi kesehatan, sebagian besar ibu (60,5%) memiliki pengetahuan yang cukup, sedangkan setelah promosi kesehatan, sebagian besar ibu (96,3%) memiliki pengetahuan yang baik. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan P-value < 0,05, mengindikasikan adanya pengaruh signifikan dari promosi kesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang penanganan diare di Desa Keutapang.

 

 

 

 

 

 

ABSTRAK

 

 

Diare adalah suatu kondisi sindrom diare akut, yang dapat disertai atau tidak disertai muntah, dan diduga disebabkan oleh kolonisasi patogen pada saluran pencernaan. Diare didefinisikan sebagai keluarnya tinja encer lebih dari 3 kali sehari, dengan atau tanpa darah dan lendir. Pada bayi, diare ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali sehari, dengan konsistensi tinja yang encer, mungkin berwarna hijau, dan dapat mengandung lendir atau darah. Penyebab diare dapat bervariasi, termasuk infeksi, malabsorpsi, dan faktor makanan, yang seringkali terkait dengan perilaku manusia. Pada tahun 2022, terdapat 1.949 kasus diare pada balita di Lhosukon dan 3.653 kasus pada anak-anak di atas 5 tahun, yang dikaitkan dengan kejadian banjir di wilayah tersebut pada tahun yang sama. Banjir dapat menyebabkan dampak pasca bencana, termasuk meningkatnya prevalensi penyakit seperti diare. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan tujuh penyakit yang sering muncul akibat banjir, termasuk diare, leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, penyakit saluran pencernaan, tifoid, dan penyakit menular seperti demam berdarah atau malaria. Diare merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi setelah bencana banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbedaan pengetahuan ibu tentang penanganan diare sebelum dan setelah adanya promosi kesehatan di Desa Keutapang. Penelitian ini bersifat quasi-eksperimental dengan desain one group pretest-posttest, melibatkan 81 responden yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum promosi kesehatan, sebagian besar ibu (60,5%) memiliki pengetahuan yang cukup, sedangkan setelah promosi kesehatan, sebagian besar ibu (96,3%) memiliki pengetahuan yang baik. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan P-value < 0,05, mengindikasikan adanya pengaruh signifikan dari promosi kesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang penanganan diare di Desa Keutapang.

 

Kata kunci : Anak, banjir, bencana, diare, infeksi

Published
2024-05-11