PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN KUADRAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 4 PAREPARE TAHUN PELAJARAN 2016-2017
Abstract
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 4 Parepare melalui penerapan model Creative Problem Solving. Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 4 Parepare tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dirancang dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Pada pembelajaran siklus I berdasarkan nilai hasil tes siklus I terlihat bahwa untuk aspek orisinalitas yang mencapai kategori kurang dan cukup ada 90.48%, dan hanya 9,52% siswa yang mampu mencapai kategori baik. Untuk aspek kelancaran yang mencapai kategori kurang dan cukup ada 42.86%, dan hanya 57,14% siswa yang mampu mencapai kategori baik. Untuk aspek keluwesan yang mencapai kategori kurang dan cukup 90,48%, dan 9,52% siswa yang mencapai kategori baik. Untuk aspek elaborasi yang mencapai kategori kurang dan cukup ada 95,24%, dan hanya 4,76% yang mencapai kategori baik, berarti capaian pada tahap ini masih sangat rendah. Siklus II guru mencoba mendekati siswa yang belum mencapai kemampuan berpikir kreatif pada tes siklus I untuk memberikan bimbingan belajar. Nilai rata- rata persentase kemampuan siswa dalam berpikir kreatif tiap indikator mengalami peningkatan yaitu persentase untuk aspek orisinalitas siswa yang mencapai kategori baik adalah 75.00%, aspek kelancaran adalah 76.19% siswa yang mencapai kategori baik, aspek keluwesan adalah 71,42% siswa yang mencapai kategori baik,dan untuk aspek elaborasi adalah 76,19% siswa yang mencapai kategori baik. Dengan demikian pada siklus II untuk semua ospek indikator kemampuan berpikir kreatif berada diantara 75.00% dan dikatakan kreatif. Sehingga perolehan persentase kemampuan berpikir kreatif tersebut tergolong sudah memadai pada setiap indikator.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitassiswa pada umumnya aktif, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan penerapan model Creative Problem Solving adalah efektif, respon siswa terhadap penggunaan model Creative Problem Solving adalah sangat positif, dan hasil kemampuan berpikir kreatif siswa secara klasikal yang semula pada siklus I tidak mencapai 50,00% yang dikatagorikan tidak kreatif menjadi kreatif berada diantara 50.00% sampai 75.00% di siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika melalui model Creative Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 4 Parepare.