MODEL BIMBINGAN PENYULUH AGAMA PADA KEGIATAN BACA TULIS ALQUR’AN DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN NURUL HIDAYAH LAMUNAN MAKALE KAB. TANA TORAJA

  • Sahril Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare
  • Hasrawaty Kamaluddin Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare
Keywords: Model, Penyuluh Agama Islam, Al-Qur’an

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh Kemampuan membaca Al-Qur’an seseorang sangat bervariasi, dari mulai yang tidak bisa membaca sama sekali sampai yang dapat membaca dengan baik dan benar bahkan dapat memahaminya. Sebagai penyuluh agama Islam yang berperan dalam melakukan pembinaan keagamaan terhadap masyarakat terkusus pembinaan baca Qur’an tentunya sangat diharapkan dalam melakukan pembinaan baca AlQur’an agar mampu memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat untuk bisa membaca Qur’an dan menumbuhkan kecintaan dalam mempelajarinya. Kecintaan dan kemampuan membaca Al-Qur’an dipandang menjadi modal untuk mengatasi permasalahan-permasalahan penyakit masyarakat seperti yang telah disebutkan, dan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah membuat suatu program pembinaan kepada masyarakat khususnya pembinaan bimbingan pembelajaran baca Qur’an. Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah penyuluh agama Islam Honore (PAH) dan TPA kecamatan Makale. Adapun objek penelitian ini adalah model bimbingan penyuluh agama dan kegiatan baca tulis Al-qur’an. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa: Model bimbingan penyuluh agama dalam kegiatan baca tulis Al-Qu’ran yaitu dengan model Iqra dan Qiro’ati sudah cukup berhasil untuk dapat membangun kualitas pada baca tulis Al-Qur’an. Faktor penghambat bagi Penyuluh Agama dalam membimbing baca tulis Al-Qur’an terdiri dari kelompok teman sebaya, media massa, dan keterbatasan media ajar, dan faktor pendukung meliputi adanya SDM pengajar yang mumpuni, santri yang aktif, model belajar yang tepat, adanya kurikulum dan proses evaluasi yang jelas, sarana dan prasarana yang memadai serta dukungan dari masyarakat dan orang tua.

Published
2024-02-21